Kamis, 24 Februari 2011
The Cure
Views
The Cure yang merupakan band pengusung Punk Rock, Gothic, dan New Wave ini, ialah berasal dari Inggris. Kehadiran mereka banyak memberi influence kepada band-band yang ada saat ini. Dan tidak salah, jika MTV menjadikan The Cure sebagai Icon MTV pertama.
Sejarah Singkat
Terbentuknya The Cure pertama kali di Sussex, Inggris, oleh 3 orang anak muda di sekitar tahun 1976. Mereka adalah Robert Smith (vocal/ gitar), Michael Dempsey (bas), dan Laurence ‘Lol’ Tolhurst (drum).
Pada awalnya, The Cure bernama Easy Cure, dan baru mengeluarkan album pada tahun 1979 dengan judul "Three Imaginary Boys". Album ini mendapat acungan jempol oleh banyak kritikus musik di Inggris saat itu.
The Cure yang meramu musiknya dari Punk Rock, Gothic, dan New Wave ini pun, mulai memasukkan bunyi keyboard pada album kedua mereka yang berjudul "Seventeen Seconds". Posisi keyboard tersebut di isi oleh Mathieu Hartley. Keputusan inilah yang menambah kaya musik The Cure, dan mulai banyak dipuji oleh kalangan pers musik Inggris.
Walaupun sudah mengeluarkan 7 album, namun popularitas The Cure di Amerika baru melonjak setalah album "Disintegration" yang dilepas tahun 1989. Album ini berhasil masuk dalam jajaran 12 besar U.S Charts dan berhasil menggondol platinum album.
Musik The Cure sendiri cenderung berwarna suram, dengan lirik-lirik yang bernuansa keputus-asaan. Gaya vocal Robert Smith yang khas mirip seperti orang tercekik, dengan dandanan khas seperti "Joker", akhirnya menjadi trade mark The Cure sampai sekarang.
Setelah berganti-ganti formasi, The Cure terakhir tercatat dengan susunan Robert Smith, Porl Thompson, Simon Gallup, dan Jason Cooper dan merilis album ke-13 mereka di tahun 2008.
Godfather band Inggris bernama The Cure ini, cukup banyak mempengaruhi jagad permusikan rock dunia. Jadi nggak heran, kalo hingga hari ini cukup banyak grup band yang menjadikan The Cure sebagai panutan (termasuk gue - red).
Kejeniusan Seorang Robert Smith
Bicara tentang The Cure, identik dengan sang vocalist. Dengan tampang kayak drakula kena anemia ini (kalo gw bilang sich kayak Joker), ternyata semakin tua, malah tetep aja seger buger kayak humburger (mungkin karena konsumsinya darah perawan, ya?).
Meski pucet seperti drakula gitu, Robert tergolong musisi yang bersih dari drugs (paling beer ama anggur doank). Gitaris yang lebih nonjolin nyanyi dengan suara-suara datar dan irit chord (cenderung diulang-ulang), dan gitar dengan sound string ini, termasuk panutan tradisi gaya ngegitar post-punk dan gothic sedunia.
Jauh sebelum jadi bos di The Cure, Smith main bareng icon band goth-punk lain, yaitu Siouxsie And The Banshees (selain di The Glove). Di Banshees, Robert Smith main bareng Steve Severin, disini doi masih menggunakan gitar Ovation Breadwinner dan flanger tua merk MXR yang saking berisik dan jeleknya, doi pernah sumpah-sumpah nggak mau make alat itu lagi.
Tapi akhirnya ,tetep aja doi minjem flanger punya si John McGeoch (gitaris pertama band ini, yang juga pernah main di Magazine, Visage, dan P.I.L.? grup band anak-anak jebolan Sex Pistols). Beberapa tahun kemudian, dia mencoba bereksplorasi semua distorsi quasi-metal ke gitar string nilon, setelah itu penyesuaian karakter vocalnya yang memang unik dan khas itu, jadi malah semakin klop abis dan belum ada yang bisa nyamain.
Dengan senjata gitar tua merk National, Fender Jazzmaster warna putih, dan Gibson Chet Atkins warna merah inilah Robert bersama The Cure malang melintang dari panggung ke panggung lainnya.
Gitar Gibson punya Robert ini termasuk gitar edisi terbatas yang hanya diproduksi nggak lebih dari 5 biji. Suaranya khas berat tapi hangat, khas suara gitar akustik tapi tetep aja bukan suara gitar akustik (kalo nggak percaya, coba tanyain sana sama anak-anak Pure Saturday, gimana repotnya ngulik sound kayak gini).
Tapi, selain suara dan kord apa sih yang bikin Robert khas dibanding pemusik lain? Nggak lain dan nggak bukan, karena Robert suka banget ngasih sentuhan jiwa ke lagu-lagunya, sehingga audience yang nguping langsung in sama emosi musiknya.
Kita ambil contoh aja dilagu The 13th, Club America, dan Treasure, Smith sampai begadang dua hari, supaya bisa munculin suara bisikan cewek yang sudah mati (gimana, ya? jago amatz nich orang).
Selain Gitar Gibson merah-nya, Robert milih ampli Ampeg combo, Marshall Bluesbreaker, dan Vox AC30. Dan gila-nya lagi, buat bikin suara wah-wah (dia make wah-wah tua merk Crybaby) di lagu Club America, dan Robert ngulik sampe 8 jam buat bikin suara wah-wah-nya jadi khas.
Dari jam 10 malem, sampe jam 6 pagi, barulah soundnya pas sesuai yang diinginkan, dan tak lupa plus didukung oleh tiga botol anggur putih dari Australia. Soundnya emang khas, tapi berhubung buat tuningnya kelamaan, akhirnya doi make Peavey tiap kali manggung.
Separuh Abad Yang Terlewati
Robert Smith mulai mengibarkan cikal bakal The Cure tahun 1976, saat ia tampil di St. Wilfrids Comprehensive, Crawley, Sussex, Inggris. Bersama teman sekolahnya, Michael Dempsey (bas), Lol Tolhurst (dram) Porl Thompson (gitar), Robert yang saat itu masih 17 tahun, mengusung nama The Easy Cure. Robert sendiri jadi vocalist sekaligus gitaris di band tersebut.
Dari situ, keempat musisi muda ini lalu mulai menulis lagu-lagu sendiri dan merekamnya ke dalam bentuk demo. Dua karya mereka, "Killing an Arab" dan "10:15 Saturday Night" yang diedarkan oleh sebuah perusahaan label kecil namun ajaib, Small Wonder Records tahun 1978, cukup bikin gebrakan mereka dilirik oleh para penikmat musik. Di tahun yang sama, mereka menyederhanakan nama The Easy Cure menjadi The Cure. Di awal-awal itulah Robert masih ngandalin gitar tua National-nya tadi.
Setahun setelah itu, single mereka, "Boys Dont Cry" mendapat sambutan yang positif. Menurut pengamat musik saat itu, musik yang diusung The Cure banyak mengadopsi beat British pertengahan 60-an yang diperkaya oleh warna vocal Robert yang unik.
Sejak itu, karir The Cure mulai memperlihatkan titik terang. Apalagi setelah terjadi perubahan dan penambahan personel dengan masuknya Simon Gallup menggantikan Dempsey dan Mathieu Hartley (keyboard).
Terbukti, musim semi 1980, The Cure berhasil masuk di jajaran Top 40 Inggris untuk pertama kalinya lewat single "A Forest". Sementara album keduanya, 17 Seconds, mampu nangkring di Top 20, disini Robert memakai ampli merk WEM Clubman, Gitar Jazzmaster putih-nya, dan Roland Jazz Chorus 120 Amp.
Kesuksesan yang sama juga dirasakan oleh para personel The Cure saat mereleased album "Pornography", yang menempatkan mereka sebagai pendatang baru yang patut diperhitungkan di Inggris. Pas album ini, Robert menggunakan efek overdrive dan distorsi merk Storm dan Fender Bass VI, setelah itu Fender Precision Bass enam senar.
Seperti mengikuti pepatah, semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin yang bertiup, karir yang mulai membaik nggak sinkron dengan kondisi di tubuh band tersebut. Buntutnya, Mathieu cabut beberapa bulan sebelum pemecatan Simon.
Posisi keduanya lantas diisi oleh Phil Thornalley dan Steve Goulding. Pada saat itu, Robert sendiri sempat membantu grup Siouxsie And The Banshees, menggantikan John McGeogh untuk sementara waktu. Tapi susunan personel itu, nggak tahan lama.
The Cure yang akhirnya banyak mencatat single di tangga lagu Inggris lewat "The Love Cats, Why Cant I Be You?, Catch, Friday Im In Love, dan Just Like Heaven" sebelum merilis album "Wish", sempat merangkul Simon kembali di samping Perry Bamonte (keyboard, gitar), Porl Thompson (gitar), dan Boris Williams (dram).
Menjelang penggarapan album "Wild Mood Swings", Mei 1996, The Cure diperkuat oleh formasi Robert Smith, Perry Bamonte, Simon Gallup, Jason Cooper (dram), dan Roger O'Donnell (kibor).
Desember 2002, usia perjalanan karir The Cure lewat dari 25 tahun. Selama kurun waktu tersebut, The Cure sudah tinggal menikmati kesuksesan yang melimpah dari penjualan album yang sudah melewati angka 27 juta keping di seluruh dunia.
Makanya bagi Elektra Records, perusahaan rekaman tempat The Cure bernaung, prestasi itu patut dirayakan. Sebuah album Greatest Hits yang menyuguhkan 18 lagu terbaik mereka pun diluncurkan 13 November 2001.
Tapi benarkah album yang antara lain berisikan lagu-lagu "Boys Dont Cry, A Forest, The Lovecats, Close To Me, Just Like Heaven, Never Enough, Friday Im In Love, dan Wrong Number" ini merupakan kumpulan lagu terbaik The Cure? Tidak Robert Smith, karena baginya album tersebut belum mencerminkan apa yang terbaik bagi The Cure.
Komposer, gitaris, kibordis sekaligus vocalis The Cure kelahiran 21 April 1959 ini, menyebut dua lagu, yaitu "Lets Go To Bed" dan "The Walk" sebagai karya yang sebenarnya nggak layak masuk di album tersebut.
“Keduanya merupakan lagu yang paling jelek di album itu. Soalnya sound keduanya hanya mewakili zamannya. Saya pikir, semuanya harus bisa mewakili dalam kurun waktu 20 tahun terakhir,” tutur Robert kepada Launch.com.
Wajar saja jika Robert kurang puas dengan peluncuran album Greatest Hits ini. Sebab alasannya, pihak perusahaan rekaman lebih mikirin sisi bisnis, dibandingkan unsur seninya. Lagipula, album tersebut diproduksi bukan atas permintaan The Cure.
Jadi bagi Robert sendiri, seharusnya, Greatest Hits ini nggak dikeluarkan tahun 2001 lalu. Album seperti itu seharusnya diproduksi saat The Cure sudah bubar. “Sekarang, kami kan sama sekali belum pensiun,” ujarnya menegaskan.
Meski demikian, demi penggemarnya, Robert nggak anti-anti amat sama proyek perilisan Greatest Hits tersebut. Karena bagaimanapun juga, ia harus tetap menjaga reputasi The Cure. Buktinya, di album tersebut, ia rela repot-repot menggarap dua lagu baru dan satu lagu akustik (khusus untuk CD) demi memperkaya materi yang sudah ada.
“Saya nggak bakal akan membiarkan album tersebut dirilis begitu saja tanpa sesuatu yang berarti. Dengan memasukkan beberapa lagu baru, saya juga ingin album ini menjadi sesuatu yang bisa saya banggakan,” kata Robert meyakinkan.
Kini setelah melewati perjalanan karir selama lebih dari 32 tahun, Robert merasa sangat bersyukur masih bisa mempertahankan The Cure hingga saat ini. Kendati ia pun merasa semakin tua, tapi Robert justru merasakan semakin menikmati profesinya ini.
Terakhir, album berjudul "4:13 Dream", direleased pada tahun 2008. “Saya pernah mencoba ngerjain hal lain, tapi saya nggak pernah bisa puas,” ucapnya optimistis.
Profile
Personil :
Robert Smith
Porl Thompson
Simon Gallup
Jason Cooper
Former Members :
Lol Tolhurst
Michael Dempsey
Matthieu Hartley
Phil Thornalley
Andy Anderson
Boris Williams
Roger O'Donnell
Perry Bamonte
Discography
Studio Albums
Three Imaginary Boys
(1979)
Boys Don't Cry (US Version Debut Album)
(1980)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar