facebook

Pages

Selasa, 24 April 2012

DATABASE CONTROL


Proteksi Data (Data Crash)

Berbagai kemungkinan yang di antisipasi oleh fasilitas proteksi data adalah :

Gangguan listrik (Power Failur)
Sumber listrik mati menyebabakan informasi yang masih berada dalam RAM (memori computer) menjadi hilang. Akibatnya akan ada data yang hilang.

Kerusakan Disk (Disk Crash)
Data yang terdapat pada disk hulang.

Kesalahan perangkat lunak (Software Error)
Hal ini mengakibatkan hasil yang tidak benar, karena pengubahan basis data tidak melalui prosedur sebagaimana mestinya. (bisa mengakibatkan basis data dalam keadaan tidak konsisten).

Pnegaksesan oleh orang yang tidak berhak
Data yang bersifat sensitife seharusnya hanya boleh diketahui oleh pengguna yang berhak. Pengaksesan oleh orang yang tidak berhak harus dicegah sehingga kemungkinan adanya sabotase terhadap basis data bisa dihindari.

Kemungkinan terjadinya dua orang atau lebih mengubah data yang sama
Hal ini seperti bisa terjadi pada system multiuser, dan sebagai akibatnya dapat menimbulkan ketidakkonsistenan.


1.Pemulihan (Recovery)

Pemulihan adalah upaya untuk mengembalikan basis data ke keadaan yang dianggap benar setelah suatu kegagalan terjadi.

Ada beberapa pemulihan yang perlu ditangani :
Pemulihan terhadap kegagalan transaksi
Pemulihan terhadap kegagalan system
Pemulihan terhadap kegagalan media

2.Pengamanan (security)

Macam-macam pengamanan :
Pengamanan Fisik
Pengamanan Manusia
Pengamanan Sistem Operasi
Pengamanan Sistem Basis Data

3.Integritas (Integrity)

Integritas adalah suatu pernyataan yang menyatakan keakurasianatau keabsahan data.
Data mengklasifikasi kekangan intergritas menjadi 4 kategori :
Aturan intergritas domain
Aturan intergritas attribute
Aturan intergritas relasi
Aturan intergritas basis data

PROSES PERANCANGAN DATABASE

Perancangan database akan mendukung pengoperasian-pengoperasian dan tujuan dari organisasi

Tujuan Perancangan Database  
                                                                                                               
  • Untuk menyajikan data dan hubungan antar data yang diperlukan oleh pemakai dan aplikasi
  • Untuk mempermudah pemahaman informasi
  • Untuk melengkapi model data yang mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan 
  • Untuk mendukung proses permintaan dan performance seperti waktu respon, waktu proses dan tempat penyimpanan

Fase-fase dari proses Perancangan Database

  • Pengumpulan dan analisis permintaan
  • Perancangan model konseptual database
  • Pemilihan DBMS
  • Perancangan model logical database
  • Perancangan fisik database
  • Implementasi database
Fase-1. Pengumpulan dan analisis Permintaan-permintaan

Fase ini meliputi pengumpulan dan analisis permintaan dari para pemakai maupun area aplikasi.

Aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam fase ini:
  • Mengidentifikasikan kelompok dari pemakai dan area aplikasi
  • Mempelajari dokumen-dokumen yang ada (bentuk-bentuk formulir, laporan, aturan-aturan).
  • Menganalisis lingkungan operasional dan pemrosesan permintaan
  • Mengadakan questioner dan interview
Fase-2. Perancangan Model Konseptual Database

Fase ini meliputi penyajian data dan hubungan-hubungannya yang disimpan dalam database. Model data ini terpisah dari detail implementasi seperti DBMS yang digunakan, program aplikasi dan perangkat kerasnya.

  1. Pada fase ini dilakukan 2 aktifitas:
==== Perancangan skema konseptual ====

Aktifitas- aktifitas yang dilakukan:
  • Mengidentifikasi keterhubungan antar entity
  • Menentukan key dari atribut-atribut tersebut tipe entity, atribut-atributnya serta keterhubungan antar entity
  • Menentukan key dari atribut-atribut tersebut
  • Menentukan cardinaliti ratio dan participation constraint. Bila diperlukan ditambahkan spesialisasi atau generalisasi.
Terdapat 2 macam pendekatan:
A.Perancangan skema tersentralisasi

Semua permintaan user dan aplikasi dirancang menjadi satu kesatuan. Autorisasi tersentralisasi oleh DBA. DBA bertanggungjawab penuh dalam perancangan. Diperlukan permintaan-permintaan untuk setiap pemakai perancang database yang ahli dan memahami.

B.Perancangan skema integrasi

Setiap kelompok pemakai dapat merancang database meraka sendiri-sendiri. Setelah skema konseptual database terbentuk, proses integrasi dilanjutkan oleh DBA. Pembentukan entity-entity, atribut-atribut dan domain harus jelas dan seragam pada setiap user group. Strategi-strategi pada perancangan skema:

1. Top Down StrategiPerancangan dimulai dari pendefinisian tipe-tipe entitynya terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan ketehubungannya beserta atribut-atributnya. Pendefinisian tipe entity dari lebih tinggi ke tipe yang lebih rendah. Contoh : menggunakan spesialisasi.

2. Bottom Up Strategi
Perancangan dimulai dari pendefinisian atribut-atribut terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan keterhubungannya beserta atribut-atributnya. Pendefinisian tipe entity dari lebih rendah ke tipe yang lebih tinggi.
Contoh : menggunakan Generalisasi

3. Inside-Out Strategi
Special kasus dari Bottom Up Strategi dimana difokuskan ke konsep-konsep utama baru ke konsep lainnya.

4. Mixed Strategi
Gabungan dari Top Down dan Bottom Up Strategi.

==== Perancangan transaksi ====

Transaksi terhadap database. Perancangan transaksi harus disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai dan area aplikasi merupakan represantasi. Kegiatan-kegiatan dalam perancangan transaksi pada tingkat konseptual meliputi:
Mengidentifikasi input/output.
Mengidentifikasi fungsi transaksi.

Jenis-jenis Transaksi:

Retrieval transaksi 
Transaksi yang mencari data untuk menampilkan laporan pada layer

Update transaksi
Transaksi untuk menambahkan, menghapus dan memodifikasi record-record di dalam database.

Mixed transaksi
Transaksi untuk mencari data sekaligus untuk update data.

Fase-3. Pemilihan DBMS

Terdapat dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan DBMS :

1. Faktor teknik
Pendefinisian primary key, foreign key, tipe data dan domain. Tersedianya control integrity, mekanisasi view, kamus data dan kemandirian data Tipe-tipe model data yang tersedia. Pemeliharaan struktur file. Kemudahan reorganisasi, indexing. Tersedianya kompresi data. Bahasa query yang tersedia. Tersedianya system interface. Multi user diperbolehkan. Tersedianya backup dan recovery. Tersedianya pengontrolan konkurensi. Tersedianya penanganan deadlock.

2. Faktor ekonomi
Perkiraan biaya yang dibutuhkan : software, pemeliharaan hardware, training, operasi dsb. System yang lebih familier dengan personal-personalnya. Kemampuan pelayanan vendor (penjual).

Fase-4. Perancangan Model Logikal database
Didalam fase ini ada 2 kegiatan:

1. Pemetaan system independent (Tansformsi) Pemetaan dari ER (entity relationship) diagram ke bentuk
database yang dipilih. Jenis-jenis model database adalah relasional, hierarki, jaringan dan object oriented

2. Penyesuaian skema ke DBMS Kita harus menyesuaikan skema yang diperoleh ke bentuk database yang dipilih, karena setiap database mempunyai model data yang berbeda. Bila database yang dipilih adalah database relasional, maka relasi harus dinormalisasikan terlebih dahulu.

Fase-5. Perancangan Fisik Datase
Perancangan fisik database meliputi :

  • Perancangan aturan integrity 
  • Analisis transaksi 
  • Pemilihan organisasi file 
  • Pemilihan indekx 
  • Pengontrolan redudansi 
  • Perancangan view untuk pemakai 
  • Pemberian hak pengaksesan untuk pemakai

Beberapa petunjuk dalam pemilihan database secara fisik:

Respon Time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan

Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur-struktur jalur akses.

transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses permenit oleh system database, dan merupakan parameter kritis dari system transaksi (missal: digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll).

Fase-6. Implementasi Sistem Database
pembentukan database file pengisian data konversi data (bila perbaikan system lama) implementasi transaksi database testing dan validasi.